Sabtu, 30 November 2013
Browse »
home»
5
»
alex
»
di
»
ferguson
»
manchester
»
momen
»
sir
»
terburuk
»
united
»
5 Momen Terburuk Sir Alex Ferguson Di Manchester United
- 5 Momen Terburuk Sir Alex Ferguson Di Manchester United, Dunia tercengang. Manajer terhebat di dunia itu kini telah resmi menyatakan undur diri pada akhir musim nanti. Dalam sebuah keterangan kepada wartawan, Rabu (8/5) sore WIB, sosok asal Skotlandia itu menegaskan akan beralih peran sebagai direktur dan duta besar untuk klub.
Disebut manajer genius di era modern, Sir Alex menghadirkan beberapa catatan sensasional dalam kariernya. 13 gelar Liga Primer sudah ia persembahkan untuk Manchester United sejak ia mengambil alih klub tersebut pada 6 November 1986.
Terlepas serangkaian rekor dan gelar yang ia koleksi, manajer satu ini memiliki momen-momen sulit dalam perjalanan kariernya. Berangkat dari sana, lima momen terburuk Sir Alex Ferguson di United:
Musim 1994/95 menjadi saat terburuk bagi Sir Alex Ferguson, bahkan ia mengaku masih sakit hati bila mengingat musim tersebut sampai saat ini.
Di hari terakhir Liga Primer, United bertandang ke markas West Ham pada 14 Mei 1995, dengan mengetahui sebuah kemenangan akan membuat mereka keluar sebagai juara apabila Blackburn gagal menang di Liverpool.
Sayangnya, kedua tim bermain imbang 1-1 melawan lawannya masing-masing, yang di mana membuat The Rovers keluar sebagai juara dengan selisih satu poin.
“Laga melawan West Ham, tandang, pada 1995 ketika kami bermain imbang 1-1, sang wasit tidak memberikan sebuah penalti ketika bek mereka Tim Breacker meninju bola keluar dari kotak penalti. Hal itu sulit dipercaya,” ujar Ferguson.
“Itu adalah satu laga yang saya ingin ubah karena kami layak menang di hari tersebut.”
Arsenal melakoni laga tandang terakhirnya di musim tersebut dengan mengetahui sebuah kemenangan akan mengamankan gelar juara Liga Primer dan double gelar dalam tiga tahun secara beruntun.
Empat hari sebelumnya, Arsenal merayakan kemenangan atas Chelsea di ajang final Piala FA. Sebuah kemenangan di Old Trafford berarti koleksi trofi lainnya, yang sekaligus menjadi pembalasan lantaran di musim sebelumnya tumbang 6-1 di kandang The Red Devils.
Terlepas absennya striker utama mereka, Thierry Henry, Arsenal tampil memukau. Striker Prancis lainnya Sylvain Wiltord membukukan gol setelah memanfaatkan rebound Freddy Ljungberg di menit terakhir.
Laga itu disudahi dengan skor 1-0 untuk Arsenal, namun yang menjadi spesial adalah gelar musim 2001/02 tersebut dipastikan The Gunners di kandang musuh bebuyutannya dan di hadapan Sir Alex Ferguson.
Sebuah film dokumenter BBC pada 2004 tentang dugaan korupsi putra kandung Ferguson, Jason, yang merupakan seorang agen sepakbola membuatnya berang: “Mereka membuat cerita tentang anak saya yang sama sekali tidak masuk akal. Itu semua dibuat-buat,” ujar Ferguson.
“Itu adalah sebuah serangan mengerikan terhadap kehormatan anak saya dan dia seharusnya tidak dituduh seperti itu. Namun [yang melakukan] tuduhan itu adalah sebuah organisasi besar sehingga mereka tidak akan pernah meminta maaf.”
Sejak itu, Fergie tidak pernah lagi mau dimintai keterangan oleh BBC, dan ia pun kena denda setiap kali menghindar dari kewajiban untuk menghadiri konferensi pers dengan pihak penyiar Liga Primer. Suatu permusuhan yang membahayakan reputasinya yang pada akhirnya ia sudahi tujuh tahun kemudian.
Setelah melihat timnya dibekuk oleh tim yang sama dua tahun sebelumnya, Ferguson membawa kembali anak asuhnya ke final Liga Champions musim 2010/11 yang berlangsung di Wembley.
Di pertandingan itu, Setan Merah yang ia pimpin kalah kelas dengan tim asal Catalunya meski Wayne Rooney sempat menyamakan kedudukan hingga babak pertama sebelum akhirnya Lionel Messi dan David Villa mengubur mimpi trofi Liga Champions ketiga Fergie.
23 Oktober 2011 mungkin adalah hari paling kelam dalam sejarah rivalitas United dengan sang tetangga Manchester City. Bermain di Old Trafford, United kalah telak 6-1 dengan hanya 10 orang tersisa di atas lapangan setelah Jonny Evans dihadiahi kartu merah oleh Mark Clattenburg.
Skor 6-1 menjadi pelengkap kegagalan United di musim tersebut sebagaimana City memastikan gelar di hari terakhir Liga Primer lewat gol menit kritis Sergio Aguero ke gawang QPR, meski di partai lainnya United mampu menang 1-0 atas tuan rumah Sunderland.
5 Momen Terburuk Sir Alex Ferguson Di Manchester United
- 5 Momen Terburuk Sir Alex Ferguson Di Manchester United, Dunia tercengang. Manajer terhebat di dunia itu kini telah resmi menyatakan undur diri pada akhir musim nanti. Dalam sebuah keterangan kepada wartawan, Rabu (8/5) sore WIB, sosok asal Skotlandia itu menegaskan akan beralih peran sebagai direktur dan duta besar untuk klub.
Disebut manajer genius di era modern, Sir Alex menghadirkan beberapa catatan sensasional dalam kariernya. 13 gelar Liga Primer sudah ia persembahkan untuk Manchester United sejak ia mengambil alih klub tersebut pada 6 November 1986.
Terlepas serangkaian rekor dan gelar yang ia koleksi, manajer satu ini memiliki momen-momen sulit dalam perjalanan kariernya. Berangkat dari sana, lima momen terburuk Sir Alex Ferguson di United:
Disalip Blackburn Rovers di hari terakhir musim 1994/95 |
Musim 1994/95 menjadi saat terburuk bagi Sir Alex Ferguson, bahkan ia mengaku masih sakit hati bila mengingat musim tersebut sampai saat ini.
Di hari terakhir Liga Primer, United bertandang ke markas West Ham pada 14 Mei 1995, dengan mengetahui sebuah kemenangan akan membuat mereka keluar sebagai juara apabila Blackburn gagal menang di Liverpool.
Sayangnya, kedua tim bermain imbang 1-1 melawan lawannya masing-masing, yang di mana membuat The Rovers keluar sebagai juara dengan selisih satu poin.
“Laga melawan West Ham, tandang, pada 1995 ketika kami bermain imbang 1-1, sang wasit tidak memberikan sebuah penalti ketika bek mereka Tim Breacker meninju bola keluar dari kotak penalti. Hal itu sulit dipercaya,” ujar Ferguson.
“Itu adalah satu laga yang saya ingin ubah karena kami layak menang di hari tersebut.”
Arsenal juara di Old Trafford |
Arsenal melakoni laga tandang terakhirnya di musim tersebut dengan mengetahui sebuah kemenangan akan mengamankan gelar juara Liga Primer dan double gelar dalam tiga tahun secara beruntun.
Empat hari sebelumnya, Arsenal merayakan kemenangan atas Chelsea di ajang final Piala FA. Sebuah kemenangan di Old Trafford berarti koleksi trofi lainnya, yang sekaligus menjadi pembalasan lantaran di musim sebelumnya tumbang 6-1 di kandang The Red Devils.
Terlepas absennya striker utama mereka, Thierry Henry, Arsenal tampil memukau. Striker Prancis lainnya Sylvain Wiltord membukukan gol setelah memanfaatkan rebound Freddy Ljungberg di menit terakhir.
Laga itu disudahi dengan skor 1-0 untuk Arsenal, namun yang menjadi spesial adalah gelar musim 2001/02 tersebut dipastikan The Gunners di kandang musuh bebuyutannya dan di hadapan Sir Alex Ferguson.
Permusuhan dengan BBC |
Sebuah film dokumenter BBC pada 2004 tentang dugaan korupsi putra kandung Ferguson, Jason, yang merupakan seorang agen sepakbola membuatnya berang: “Mereka membuat cerita tentang anak saya yang sama sekali tidak masuk akal. Itu semua dibuat-buat,” ujar Ferguson.
“Itu adalah sebuah serangan mengerikan terhadap kehormatan anak saya dan dia seharusnya tidak dituduh seperti itu. Namun [yang melakukan] tuduhan itu adalah sebuah organisasi besar sehingga mereka tidak akan pernah meminta maaf.”
Sejak itu, Fergie tidak pernah lagi mau dimintai keterangan oleh BBC, dan ia pun kena denda setiap kali menghindar dari kewajiban untuk menghadiri konferensi pers dengan pihak penyiar Liga Primer. Suatu permusuhan yang membahayakan reputasinya yang pada akhirnya ia sudahi tujuh tahun kemudian.
Gagal balas dendam kepada Barcelona |
Setelah melihat timnya dibekuk oleh tim yang sama dua tahun sebelumnya, Ferguson membawa kembali anak asuhnya ke final Liga Champions musim 2010/11 yang berlangsung di Wembley.
Di pertandingan itu, Setan Merah yang ia pimpin kalah kelas dengan tim asal Catalunya meski Wayne Rooney sempat menyamakan kedudukan hingga babak pertama sebelum akhirnya Lionel Messi dan David Villa mengubur mimpi trofi Liga Champions ketiga Fergie.
Kekalahan 6-1 dari Manchester City dan gagal total di musim 2011/12 |
23 Oktober 2011 mungkin adalah hari paling kelam dalam sejarah rivalitas United dengan sang tetangga Manchester City. Bermain di Old Trafford, United kalah telak 6-1 dengan hanya 10 orang tersisa di atas lapangan setelah Jonny Evans dihadiahi kartu merah oleh Mark Clattenburg.
Skor 6-1 menjadi pelengkap kegagalan United di musim tersebut sebagaimana City memastikan gelar di hari terakhir Liga Primer lewat gol menit kritis Sergio Aguero ke gawang QPR, meski di partai lainnya United mampu menang 1-0 atas tuan rumah Sunderland.
sumber: |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar